Dimensi Pendekatan Perencanaan Pembangunan
Dilihat dari
dimensinya, perencanaan pembangunan mempunyai dua pendekatan yaitu pendekatan
sektoral dan pendekatan regional.
a). Pendekatan Sektoral
Pendekatan dimana
seluruh kegiatan ekonomi didalam wilayah perencanaan dikelompokan atas
sektor-sektor (pembagian spesifik setiap sektor perekonomian). Setiap sektor
dianalisis satu per satu, dilihat bagaimana potensi dan peluangnya, menetapkan
apa yang dapat ditingkatkan serta dimana lokasi dari kegiatan pembangunan
tersebut. Terhadap kelompok yang homogen ini dapat digunakan peralatan analisis
yang biasa digunakan untuk kelompok tersebut. Seperti yang telah disebutkan
tadi, setiap sektor dianalisis satu per satu dan pengembangan sektornya
dilakukan berdasarkan keunggulan maupun kelemahan yang dimiliki. Dengan
mengetahui kelemahan yang dimiliki, kita bisa memanfaatkan kelemahan tersebut
untuk difokuskan dan diperbaiki sehingga kelak dapat menjadi sektor yang
diunggulkan. Membuat perencanaan haruslah detail dan mencakup apa tujuannya,
programnya apa, akan dilakukan dimana, serta lokasi yang tepat untuk
melaksanakan pembangunan.
Dalam pendekatan ini,
tiap sektor atau komoditas semestinya dibuat analisis sehingga dapat memberi
jawaban tentang :
1). Sektor atau
komodtas tersebut memliki competitive
advantage di wilayah tersebut. Artinya komoditas tersebut dapat bersaing di
pasar global (komoditas yang unggul tidak hanya dilihat dari kuantitas, akan
tatapi dilihat dari bagaimana produk tersebut mampu bersaing di luar wilayah
(dalam produk yang sama)).
2). Sektor atau
komoditas tersebut merupakan sektor basis dan non basis
3). Sektor atau
komodtas tersebut memliki nilai tambah yang tinggi
4). Sektor atau komoditas
tersebut memliki forward linkage dan backward linkage yang tinggi. hal ini
dihitung dari analisis input-output, dimana satu sektor dikatakan unggul jika
sektor tersebut memiliki keterkaitan baik kedepan maupun kebelakang yang tinggi
terhadap sektor lain.
5). Sektor atau
komoditas apa yang perlu dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan minimal wilayah
tersebut.
6). Sektor atau
komoditas apa yang banyak menyerap tenaga kerja per satu satuan modal dan per
hektar lahan. Contohnya industry padat karya, padat karya diperlukan untuk
mengatasi salah satu masalah negara berkembang yaitu pengangguran.
b). Pendekatan Regional
Pendekatan regional
dalam pengertian sempit yaitu memperhatikan ruang atau daerah dengan segala
kondisinya. Setelah melalui analisis diketahui bahwa masih ada ruang yang belum
dimanfaatkan atau penggunaannya masih belum optimal, kemudian direncanakan
kegiatan apa yang sebaiknya dilakukan di lokasi tersebut. Pada dasarnya
pendekatan perecanaan ini tidak dapat dipisahkan dengan pendekatan sektoral. Dengan
demikian, penggunaan ruang menjadi serasi dan efisien sehingga memberi
kemakmuran optimal bagi masyarakat. Berdasarkan uraian diatas diketahui bahwa
sasaran akhir kedua pendekatan adalah sama, yaitu menentukan jenis dan lokasi
kegiatan.
Pendekatan ruang
(regional) memperhatikan :
1). Struktur ruang saat
ini
2). Penggunaan lahan
saat ini
3). Kaitan suatu
wilayah dengan wilayah tetangga (daerah penyangga atau hinterland)
Unsur-unsur struktur
ruang yang utama yaitu :
1). Orde-orde
perkotaan, termasuk didalamnya konsentrasi permukiman
2). System jaringan
lalu lintas, termasuk penetapan jaringan jalan primer, sekunder, dan jalan
lokal.
3). Kegiatan ekonomi
berskala besar yang terkonsentrasi, seperti kawasan industry, pariwisata, dll.
Pendekatan regional
dapat menjawab pertanyaan yang belum terjawab jika hanya menggunakan pendekatan
sektoral, seperti :
1). Lokasi dari
berbagai kegiatan ekonomi yang akan berkembang
2). Penyebaran penduduk
dimasa yang akan datang dan kemungkinan munculnya permukiman baru.
3). Adanya perubahan
pada struktur ruang wilayah dan pra sarana yang perlu dibangun untuk mendukung
perubahan struktur ruang tersebut.
4). Perlunya penyediaan
berbagai fasilitas sosial seperti sekolah, rumah sakit, jaringan listrik, air
bersih dll, yang seimbang pada pusat-pusat permukiman dan pusat berbagai kegiatan
ekonomi.
5). Perencanaan
jaringan penghubung (pra sarana dan mode transportasi) yang akan menghubungkan
berbagai pusat kegiatan atau permukiman secara efisien.
Simpulan
a). Pendekatan sektoral
saja tidak akan mampu melihat adanya kemungkinan tumpang-tindih dalam
penggunaan lahan (kecuali melakukan pendekatan komprehensif programming), juga tidak mampu melihat perubahan
struktur ruang yang mungkin terjadi sebagai akibat dari dilaksanakannya rencana
sektoral tersebut.
b). Pendekatan regional
saja tidak cukup karena analisisnya akan bersifat makro wilayah sehingga tidak
cukup detail untuk membahas sektor per sektor apalagi komoditas per komoditas.
c). Jadi, pendekatan
yang baik merupakan perencanaan yang memadukan pendekatan sektoral dan regional.
Komentar
Posting Komentar