Contoh Review Jurnal

Contoh review jurnal

Dalam kehidupan di Universitas, kita tidak akan asing lagi dengan kata satu ini, ya itu adalah jurnal. Banyak sekali tugas-tugas yang menyinggung jurnal, baik jurnal yang berasal dari dalam maupun luar negeri. Jurnal sendiri merupakan kumpulan artikel yang dipublikasikan secara ilmiah dan umumnya yang diterbitkan secara berkala. Artikel ini ditulis dengan cakupan materi yang luas serta isinya padat. Padat disini maksudnya jurnal tersebut berisi ilmu pengetahuan yang dapat dijadikan acuan peneliti lain. biasanya jurnal ini terdiri dari 6 sampai 8 halaman. Berikut ini salah satu tugas kuliah penulis yaitu review jurnal. Semoga dapat membantu agan-agan sekalian yang bingung untuk mencari referensi  cara review jurnal.


Nama              :

NIM                :

Rombel           : Ekonomi Pembangunan

Mata Kuliah   : Ekonomi SDM dan Kependudukan (Review Jurnal)

 

Judul

Membangun Daya Saing Tenaga kerja Di Indonesia Melalui Peningkatan Produktivitas

Jurnal

Jurnal Kependudukan Indonesia

Volume dan Halaman

Vol. 11 No. 2 Hal. 71-84

Tahun

2016

Penulis

Latif Adam

Reviewer

 

Tanggal

15 Maret 2020

 

Tujuan Penelitian

Menganalisis posisi daya saing tenaga kerja Indonesia secara relatif terhadap daya saing tenaga kerja di kawasan ASEAN. Serta mengetahui bagaimana pemerintah mampu membenahi pembangunan SDM dalam jangka panjang secara gradual (berangsur) dan bersamaan dengan upaya mencari solusi untuk mengatasi permasalahan-permasalahan daya saing tenaga kerja dalam jangka pendek-menengah.

Subyek Penelitian

Subyek penelitian dalam jurnal ini yaitu tenaga kerja dari Indonesia serta negara-negara ASEAN.

Assessment Data

Assessment data yang dilakukan peneliti dalam jurnal ini yaitu data sekunder  dari Asian Productivity Organization (APO), International Labour Organization (ILO), United Nations Development Program (UNDP), dan Badan Pusat Statistik Indonesia.

Metode Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian analisis deskriptif dan menempatkan  produktivitas tenaga kerja sebagai proxy daya saing. Penggunaan analisis deskriptif memungkinkan tulisan ini memiliki kemampuan untuk menggambarkan secara sistematis fakta, kondisi, dan karakteristik daya saing (produktivitas) tenaga kerja secara tepat dan apa adanya.

Hasil Penelitian

Dari hasil penelitian ini menunjukan pembangunan SDM di Indonesia masih menyisakan banyak pekerjaan rumah yang membutuhkan waktu dan proses yang panjang. Di sisi lain, sejalan dengan semakin intensnya penerapan prinsip-prinsip globalisasi dan liberalisasi, seperti implementasi MEA, maka Indonesia juga berkejaran dengan waktu untuk bisa secepat mungkin mendorong peningkatan daya saing tenaga kerjanya. 

Ada beberapa sektor yang harus diperbaiki, yaitu pendidikan. Pendidikan idealnya ditempatkan sebagai jembatan yang menghubungkan strategi jangka panjang dengan strategi jangka pendek-menengah, beberapa langkah yang bisa dilakukan yaitu pertama, perbaikan kurikulum pendidikan, dimana kurikulum pendidikan tidak hanya padat dengan aspek teoritis, tetapi juga memperbanyak sisi praktis. Kedua, bahan ajar, bahan ajar itu harus mampu mendorong murid bersifat kritis dan inovatif tidak semata-mata berisi materi yang memaksa murid hanya menghapal saja. Ketiga, penataan Lembaga Pendidik Tenaga Kependidikan (LPTK) untuk mempersiapkan pengadaan guru yang profesional dan inovatif. Terakhir, untuk menurunkan tingkat putus sekolah (drop out), pemerintah perlu menegakan aturan dan meningkatkan komitmen, termasuk dari masyarakat untuk mengimplementasikan program Wajib Belajar 9 Tahun atau bahkan 12 Tahun.

Dalam kaitan dengan keterampilan, identifikasi terhadap upaya yang telah dilakukan pemerintah menunjukkan bahwa pemerintah sebenarnya telah memiliki kebijakan peningkatan keterampilan untuk memperkuat daya saing dan produktivitas tenaga kerja. Namun demikian, kebijakan pemerintah itu belum memberikan hasil yang memuaskan. Misalnya, lembaga pelatihan belum secara optimal mampu meningkatkan keterampilan tenaga kerja. Beberapa permasalahan terkait lembaga pelatihan adalah tidak adanya standar mengenai kualifikasi lembaga pelatihan, materi pelatihan yang diberikan tidak sesuai dengan jenis keterampilan yang dibutuhan sektor industri, infrastruktur pendukung pelatihan masih kurang dari sisi kuantitas dan kualitas, dan materi pelatihan lebih mengarah ke hard skill sehingga lulusan lembaga pelatihan kurang memahami etika kerja dan kerjasama tim (team work). Demikian pula magang, yang didesain sebagai suatu proses pelatihan bagi murid untuk mengaplikasikan semua ilmu yang telah dipelajari di bangku sekolah, pada praktiknya kurang optimal mendorong murid mampu mempelajari secara detail mengenai seluk beluk standar kerja yang terampil dan profesional.

Selain kebijakan sektoral di bidang pendidikan dan keterampilan tenaga kerja, dukungan kebijakan perdagangan, industri, dan investasi mutlak diperlukan untuk mempercepat peningkatan produktivitas dan daya saing tenaga kerja. Hal yang harus dilakukan pemerintah yaitu pertama, memperkuat integrasi perekonomian nasional dengan perekonomian global, khususnya di bidang perdagangan dan investasi. Kedua, perekonomian harus mampu mengalokasikan sumber daya yang memungkinkan tenaga kerja dan modal masuk ke sektor-sektor yang paling produktif. Ketiga, pemerintah perlu mendorong perusahaan melakukan investasi dan inovasi dalam bidang pendidikan dan keterampilan tenaga kerja.

Kekuatan Penelitian    

     - Referensi pada penelitian sudah lengkap serta terdapat referensi baik nasional maupun internasional

      - Memaparkan secara jelas dan lengkap mulai dari penelitian, hasil serta kesimpulan

        - Menggunakan bahasa yang mudah dipahami

   - Menggunakan metode analisis yang tepat yaitu metode analisis deskriptif

Kelemahan Penelitian

    Hanya membahas data secara umum, sehingga tidak merepresentasikan data pada keadaan aslinya

Kesimpulan

Setelah dilakukan penelitian diperoleh kesimpulan bahwa peningkatan daya saing tenaga kerja merupakan akumulasi dari proses panjang pembangunan SDM yang terstruktur dan sistematis. Sayangnya, pembangunan SDM di Indonesia masih menghadapi beberapa permasalahan serius. Secara relatif, pembangunan SDM di Indonesia masih tertinggal dibandingkan dengan di beberapa negara anggota ASEAN. Akibatnya, dibandingkan dengan beberapa negara di kawasan ASEAN, posisi dan akselerasi peningkatan daya saing serta produktivitas tenaga kerja Indonesia relatif masih tertinggal. 

Upaya menata ulang pembangunan SDM membutuhkan komitmen yang kuat dan waktu serta proses yang panjang. Pada saat yang bersamaan, semakin intensnya penerapan prinsip-prinsip globalisasi dan liberalisasi, seperti implementasi MEA, memaksa Indonesia berhadapan dengan realitas jangka pendek-menengah untuk bisa secepat mungkin mendorong peningkatan daya saing tenaga kerjanya. Dihadapkan pada kondisi ini, pemerintah harus cermat mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya yang dimilikinya. Merespon realitas jangka pendekmenengah tidak terlalu keliru jika respon itu dilandasi pertimbangan untuk memperkuat fondasi pembangunan daya saing tenaga kerja dalam jangka panjang. 

Beberapa langkah perlu dilakukan pemerintah untuk merespon realitas jangka pendek-menengah dimana respon itu bisa sekaligus digunakan untuk bergerak menuju pembangunan SDM yang kuat. Selain memperbaiki sistem pendidikan dan menata-ulang program-program peningkatan keterampilan, pemerintah perlu melakukan beberapa langkah sebagai berikut. Pertama, memperkuat integrasi perekonomian nasional dengan perekonomian global sebagai pendorong mobilitas tenaga kerja terampil dan saluran terjadinya transfer pengetahuan dan keterampilan. Kedua, realokasi sumber daya yang memungkinkan tenaga kerja dan modal masuk ke sektor-sektor yang paling produktif. Ketiga, menyediakan insentif yang mampu menarik perusahaan untuk melakukan investasi dan inovasi dalam bidang pendidikan dan keterampilan tenaga kerja.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bias Dalam Perencanaan Pembangunan

Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam Pasca Khulafaur Rasyidin

Perencanaan Pembangunan (Konsep Dasar, Proses, Arti Penting, Indikator, Aspek)